السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Selasa, 30 Oktober 2012

gue pengen ngepost cerita gue yangbelum selese. selamat membaca, walopun gaada yang komen ya udah deh mau apa lagi. gue ga tau mau kasi judul apa, maaf kalo cerita gue masih abal abal soalnya baru bisa bikin fanfic
HAPPY READING

mungkin semua rasa yang ada di hati ingin dikeluarkannya, setelah sekian lama dia memendam semua amarah semua benci yang ada di lubuk hatinya, matanya sudah berlinang ingin menangis tapi tetap saja dia menahan segala gejolak emosi yang ada pada dirinya dan hatinya saat itu.
                “sudahlah ajeng, kau tak perlu bersedih dengan semua kejadian ini” dengan memeluk pundak
                ajeng  dengan erat
                “tapi kau tak tau rasa ini nina, rasa yang kau pendam dengan lama. sudah menyatakan tapi ditolak, rasanya sakit”                
                “yasudah, anggap dia masa lalu yang tak berguana yang tak pantas dianggap”
                “trimakasih nina, kau adalah sahabat terbaikku yang pernah aku miliki”
                “iya, aku juga begitu kau adalah sahabat terbaikku yang paling terbaik dari semua yang terbaik”
*teng teng*
nampaknya bel sekolah sudah berbunyi menandakan siswa sudah pulang, ajeng dan nina pulang bersama dengan berjalan kaki berdua karena rumah mereka berdua dekat dengan sekolah, jadi tak perlu minta antar ataupun minta jemput, setiap hari mereka selalu jalan berdua tapi tiba tiba sekelompok orang datang menghampiri mereka berdua. perbincangan mereka tiba tiba terhenti dengan sekelompok orang yang ada di depan mereka yang menamakan diri mereka anak “punk”
                “hai, boleh kenalan tidak?” sambil memegang dagu nina
                “hai kau, jangan mengganggu sahabatku!”
                “kau ini, cantik galak sekali, apa kau mau aku cium?”
                “cuih, najis nyium preman brandal bauk kayak kalian semua”
                “teman teman, rupanya ada yang nantangin kita nih”
tiba tiba sekelompok anak punk tersebut membawa nina dan ajeng dan mengikat tangan mereka berdua menggunakan tali dan dalam perjalanan, tiba tiba seseorang yang ajeng dan nina kenal itu datang walau nina dan ajeng kurang jelas melihat
                “hai kau! jangan kau sakiti mereka berdua!”
                “memangnya kau siapa? jangan sok jagoan di sini, di sini aku yang berkusasa!”
                “kalau kau memang berani, ayo bertarung dengan jantan! jika kau bukan banci!”
                “kurangajar kau!”
dan ternyata ajeng dan nina menyadari kalau itu randy, randy cowok yang bisa dibilang tercakep di sekolah, dan tebak? dia meman cakep kalo dilihat dari dekat
                “sekarang, kau sudah kalah, ayo lepaskan nina dan ajeng sekarang!”
                “baiklah, kau boleh mengambil mereka berdua, dan ingat! aku akan kembali lagi. dan ingat kau, aku akan menciummu!
                “cuih, ciuman sama orang kaya kamu!”
setelah itu nina dan ajeng dilepaskan dari ikatan mereka. randy pun sang penyelamat mereka pergi dengan cepat.
                “harusnya kita harus berteriamakasih dulu kepada dia”cetus nina
                “iya sayang dia sudah pergi”
lalu mereka berdua melanjutkn perjalanan kerumah masing masing
sesampai di rumah, ajeng terbayang dengan wajah randy yang begitu tampan. dan ia ingin berniat untuk menemui randy besok di sekolah

*krriiing*
bunyi jam yang sangat keras ditelinga
                “haaah, masih pagi”
kemudian ajeng membersihkan tempat tidurnya dan segera mandi, dan berganti baju pukul sudah tepat 06.15 dan ajeng harus makan roti isi dari ibunya yang harus dia makan setiap pagi untuk sarapan. dan sekarang tepat pukul 06. 35
                “ibu aku pergi kesekolah ya”
                “iya, hati hati ya nak”
sampai di sekolah ajeng masih mencari sosok pangeran yang menolongnya waktu disekap para preman preman itu, tapi dia masih belum menemukan sosok randy dalam lingkungan sekolah.
*teng teng*
bunyi bel masuk sudah menunggu, cepat cepat ajeng masuk ke kelas dan di dalam kelas. sudah ada nina yang menunggu di samping kirinya
                “pagi ajeng cumit cumit”
                “pagi juga nina cuyung”
kelas pun dimulai, dengan mata pelajaran matematika yang membosankan. ajeng masih berfikir, randy kelas berapa dan jurusan apa. tak lama ia lihat keluar, ada sosok yang pernah ia kenal tapi ia lupa siapa namanya, dan ah! ajeng ingat siapa orang itu, ya! itu randy sang penolong ! dengan cepat ajeng ingin keluar
                “permisi pak, saya ingin keluar sebentar”
                “iya, silahkan”
tak lama kemudian, ajeng menghanpiri randy yang tengah memandang langit sendiri
                “hai”
                “hai”
                “terimakasih untuk kemarin ya”
                “ya, kita kan harus membantu sesama”
                “pipimu kenapa? apa karna kemarin?”
                “oh ini, iya biasalah”       
                “sini biar aku obati” kemudian ajeng mengambil dan menempelkan hansaplast yang ada di saku kanannya kepipi randy
                “trimakasih, namamu ajeng kan?”
                “iya sama sama, ya namaku ajeng”
                “nanti malam, kau tidak kemana mana kan? mau jalan bersamaku?
ya tuhan randy mengucapkan itu kepadaku, atau jangan jangan randy suka padaku, dan aku harap itu ya!           
                “iya, nanti malam aku ga kemana mana kok”
                “kalau begitu, aku tunggu di dekat pohon ceri dekat sekolah ya jang 7 malam”
                “oke”
saat itu aku menunggu randy, aku mengenakan baju terbaikku. karena aku anggap ini sebagai kencan, tak lama kemudian randy datang dengan motornya, akuoun duduk dibelakangnya. kucium aroma parfumnya yang lembut dan rambutnya yang rapi
                “randy, kita mau kemana?”
                “ketempat yang istimewa yang sudah kubuat untukmu”
mendengar kata itu, aku bahagia! sangat bahagia, tak lama kemudian  aku melihat tempat yang begitu indah, dengan pemandangan sungai dengan lampu yang berkelap kelip serta meja dan kursi, kemudian aku turun
                “silahkan”
                “trimakasih”
kemudian kami makan berdua, sungguh romantis. suasana hening hingga randy memecahkan keheningan kami
                “ajeng, apakah kau mau menjadi pacarku?”
ya tuhan? randy ingin menjadi pacarku, sangat tak ku bayangkan randy ingin menjadi pacarku!
                “mungkin ya”
                “trimakasih ajeng” randy dengan senyumannya, dan mencium pipiku, aku hanya dapat tersenyum menjadi pacar yang aku incar selama ini, kemudian kami berhenti di suatu tempat yang gelap, dan dengan pemandang sungai dengan lampu yang berbinar binar, kami duduk berdua di tengah keheningan itu. tiba tiba randy mendekatkan wajahnya ke wajahku, tiba tiba cupp dia melumat bibirku dengan habis kudengar desahan desahan randy. nafasku hampir habis untuk ciuman ini, kemudian kami berhenti sedetik dan melanjutkan ciuman kami yang tertunda, kali ini randy menggiigit bibir bawaku. rasanya tak adil jika randy saja yang begitu, aku pun melumat habis bibirnya desahanku membuatnya memelukku lebih erat, kemudian randy membuat kissmark, rasanya sakit dan  aneh, dia membuat banyak kissmark di leherku.
                “ajeng, aku mencintaimu”
                “love you too”
kemusan aku menarik bahunya dan menciumnya dengan lembut, kemudian kami pulang. randy mengantarkan ku sampai ke gerbang dekat rumah
                “ajeng, sampai besok ya”
                “iya”
tak terbayang, aku berciuman dengan randy, siswa paling tenar di sekolah, dan banyak sekali kissmark yang dibuatnya dileherku, rasanya sakit. tapi tak apa, demi pangeranku randy aku mau melakukan apapun untuknya. pagipun tiba kulihat kissmark ku belum hilang kututup bercak merah ini dengan rambutku yang terurai, dan kulihat bibirku sedikit tebal karena ciuman kami semalam. aku pun pergi kesekolah dan menghabiskan roti isi mama. tiba tiba dari belakang, aku mendengar seseorang
                “morning sayang”
                “morning randy”
                “kau tidak mau memanggilku sayang? kan kita suda pacaran?”
                “iya deh, morning sayang”
                “nah gitu baru enak didengar, nanti pas istirahat aku tunggu dikantin ya sayang”
                “iya, see ya!”
setelah pelajaran lewat dan bel istirahat pun mulai berbunyi, aku mencari cari dimana randy. dan kulihat sesorang melambai lamabaikan tangannya padaku, dan itu randy! sontak aku langsung ke tempat di mana dia berada
                “ayo sayang sini duduk disampingku”
akupun duduk disampingnya, dia merangkul bahuku dan kami makan bersama
                “ajeng, kenapa rambutmu tak diurai? dan kau lebih cocok jika pakai rok pendek”
                “benarkah?”
                “benar, nanti malam kau tunggu aku di tempat biasa. aku akan menjemputmu!”
setelah pulang sekolah aku melihat diriku di kaca, mulai kuurai rambutku dan aku memakai rok pendek, aku agak canggung dengan ini semua, tapi demi randy apapun akan aku lakukan semua untuknya. dan malam itu aku mamakai rok pendek dan mrambutku kugerai
                “hai babe, kau tampak cantik malam ini”
                “trimakasih”
aku naik ke motornya, dan aku tak tahu kemana aku akan dibawa sang pangeranku ini. kemudian kami berhenti di sebuah mall, dan randy melihat lihat baju yang pas untukku, berkali kali aku ganti baju dan randy pun memilih baju dengan rok mini dengan baju bermotif bunga bunga kecil berwarna pink. dan langsung saja, randy membawaku ke salon.
                “kau tampak cantik babe, ayo!”
jujur aku tak nyaman dengan semua ini, ya tapi demi randyku aku rela. kemudian aku diajak ke tempat kemarin kami makan berdua, tebak saja. aku dan randy makan lagi di sana
                “makanannya enak!”
                “enak ya? besok aku bakal beliin buat kamu yang lebih enak lagi babe, kenapa ada saos dibibirmu? sini bia aku bersihkan”
randy menciumku, dan dia melumat habisa saos yang ada dibibirku
                “terimakasih”
                “sama sama sayang, besok jika kau ke sekolah, kau pakailah rok pendek dan rambut yang tergerai seperti ini, kau lebih cantik bila begini sayangku!”
                “akan aku usahakan”
esok harinya aku berkaca aku pakai rok pendek juga rambut tergerai
                “ajeng, kenapa penampilanmu seperti ini?”
                “lagi pingin penampilan baru ma, bosen yang lama terus”
kemudian aku pergi kesekolah dan berjalan menuju ruang kelas, aku tak tahu kenapa orang oreang melihat sambil berbisik bisik memandang ke arahku
                “nina, kenapa semua orang begini padaku?”
                “karena kau berbeda hari ini, kau tampak cantik”
                “trimakasih”
kemudian randy melihat ke arahku dia memberikan acungan jempol kepadaku, mungki itu kode karena dia suka penampilanku saat ini, ytak lama itu aku menerima sms dari randy
                kau sangat cantik hari ni babe :*
                terimakasih sayang
                nanti kutunggu dikantin biasa ya
                oke, love you darl
                love you too
tak lama kemudian aku berjalan menuju kantin, banyak teman teman pria ku memanggilku dan menyapaku, semua orang begitu berbeda hari ini
                “morning babe, kau cantik sekali pagi ini, mau makan apa?”
                “trimakasih sayang, nggak aku ngga makan lagi nggak laper”
                “beneran?”
                “iya, bener aku nemenin kamu ajadeh”
kemudian nina lewat di depanku sambil tersenyum, dan aku juga balik tersenyum padanya.
                “mm kamu mau aku suapin yang?”
                “boleh deh”
orang orang melihart kami berdua makan dan berbisik bisik melihat ke arah kami
                “babe, kenapa orang orang melihat kita, apakah ada yang salah dengan kita?”
                “tidak ada yang salah sayang, mereka cemburu melihat kita bermesraan. mm maaf sayang bekas bercak di lehermu belum hialang. apah itu membuatmu sakit?”
                “iya ini membuatku sakit, tapi gak bakal sakit kalo aku deket kamu terus”
                “makasih babe, kamu pacar terbaik yang pernah aku miliki” kemudian aku kembali kekelas dan duduk
                “ajeng, kamu pacaran sama randy?”
                “iya”
                “hati hati ya, dia itu playboy”
                “iya, nggak bakal lah dia itu playboy, makasih udah merhatiin aku nina cumit cumit”
                “sama sama sayang”
mungkin semua rasa yang ada di hati ingin dikeluarkannya, setelah sekian lama dia memendam semua amarah semua benci yang ada di lubuk hatinya, matanya sudah berlinang ingin menangis tapi tetap saja dia menahan segala gejolak emosi yang ada pada dirinya dan hatinya saat itu.
                “sudahlah nina, kau tak perlu bersedih dengan semua kejadian ini” dengan memeluk pundak
                ajeng  dengan erat
                “tapi kau tak tau rasa ini nina, rasa yang kau pendam dengan lama. sudah menyatakan tapi ditolak, rasanya sakit”
                “yasudah, anggap dia masa lalu yang tak berguana yang tak pantas dianggap”
                “trimakasih nina, kau adalah sahabat terbaikku yang pernah aku miliki”
                “iya, aku juga begitu kau adalah sahabat terbaikku yang paling terbaik dari semua yang terbaik”
*teng teng*
nampaknya bel sekolah sudah berbubyi menandakan siswa sudah pulang, ajeng dan nina pulang bersama dengan berjalan kaki berdua karena rumah mereka berdua dekat dengan sekolah, jadi tak perlu minta antar ataupun minta jemput, setiap hari mereka selalu jalan berdua tapi tiba tiba sekelompok orang datang menghampiri mereka berdua. perbincangan mereka tiba tiba terhenti dengan sekelompok orang yang ada di depan mereka yang menamakan diri mereka anak “punk”
                “hai cewek, boleh kenalan nggak?” sambil memegang dagu nina
                “hai kau, jangan mengganggu sahabatku!”
                “kau ini, cantuik galak sekali, apa kau mau aku cium?”
                “cuih, najis nyium preman brandal bauk kayak kalian semua”
                “teman teman, nrupanya ada yang nantangin kita nih”
tiba tiba sekelompok anak punk tersebut membawa nina dan ajeng dan mengikat tangan mereka berdua menggunakan tali dan dalam perjalanan, tiba tiba seseorang yang ajeng dan nina kenal itu datang walau nina dan ajeng kurang jelas melihat
                “hai kau! jangan kau sakiti mereka berdua!”
                “memangnya kau siapa? jangan sok jagoan di sini, di sini aku yang berkusasa!”
                “kalau kau memang berani, ayo bertarung dengan jantan! jika kau bukan banci!”
                “kurangajar kau!”
dan ternyata ajeng dan nina menyadari kalau itu randy, randy cowok yang bisa dibilang tercakep di sekolah, dan tebak? dia meman cakep kalo dilihat dari dekat
                “sekarang, kau sudah kalah, ayo lepaskan nina dan ajeng sekarang!”
                “baiklah, kau boleh mengambil mereka berdua, dan ingat! aku akan kembali lagi. dan ingat kau, aku akan menciummu!
                “cuih, ciuman sama orang kaya kamu!”
setelah itu nina dan ajeng dilepaskan dari ikatan mereka. randy pun sang penyelamat mereka pergi dengan cepat.
                “harusnya kita harus berteriamakasih dulu kepada dia”cetus nina
                “iya sayang dia sudah pergi”
lalu mereka berdua melanjutkn perjalanan kerumah masing masing
sesampai di rumah, ajeng terbayang dengan wajah randy yang begitu tampan. dan ia ingin berniat untuk menemui randy besok di sekolah

*krriiing*
bunyi jam yang sangat keras ditelinga
                “haaah, masih pagi”
kemudian ajeng membersihkan tempat tidurnya dan segera mandi, dan berganti baju pukul sudah tepat 06.15 dan ajeng harus makan roti isi dari ibunya yang harus dia makan setiap pagi untuk sarapan. dan sekarang tepat pukul 06. 35
                “ibu aku pergi kesekolah ya”
                “iya, hati hati ya nak”
sampai di sekolah ajeng masih mencari sosok pangeran yang menolongnya waktu disekap para preman preman itu, tapi dia masih belum menemukan sosok randy dalam lingkungan sekolah.
*teng teng*
bunyi bel masuk sudah menunggu, cepat cepat ajeng masuk ke kelas dan di dalam kelas. sudah ada nina yang menunggu di samping kirinya
                “pagi ajeng cumit cumit”
                “pagi juga nina cuyung”
kelas pun dimulai, dengan mata pelajaran matematika yang membosankan. ajeng masih berfikir, randy kelas berapa dan jurusan apa. tak lama ia lihat keluar, ada sosok yang pernah ia kenal tapi ia lupa siapa namanya, dan ah! ajeng ingat siapa orang itu, ya! itu randy sang penolong ! dengan cepat ajeng ingin keluar
                “permisi pak, sya ingin keluar sebentar”
                “iya, silahkan”
tak lama kemudian, ajeng menghanpiri randy yang tengah memandang langit sendiri
                “hai”
                “hai”
                “terimakasih untuk kemarin ya”
                “ya, kita kan harus membantu sesama”
                “pipimu kenapa? apa karna kemarin?”
                “oh ini, iya biasalah”       
                “sini biar aku obati” kemudian ajeng mengambil dan menempelkan hansaplast yang ada di saku kanannya kepipi randy
                “trimakasih, namamu ajeng kan?”
                “iya sama sama, ya namaku ajeng”
                “nanti malam, kau tidak kemana mana kan? mau jalan bersamaku?
ya tuhan randy mengucapkan itu kepadaku, atau jangan jangan randy suka padaku, dan aku harap itu ya!           
                “iya, nanti malam aku ga kemana mana kok”
                “kalau begitu, aku tunggu di dekat pohon ceri dekat sekolah ya jang 7 malam”
                “oke”
saat itu aku menunggu randy, aku mengenakan baju terbaikku. karena aku anggap ini sebagai kencan, tak lama kemudian randy datang dengan motornya, akuoun duduk dibelakangnya. kucium aroma parfumnya yang lembut dan rambutnya yang rapi
                “randy, kita mau kemana?”
                “ketempat yang istimewa yang sudah kubuat untukmu”
mendengar kata itu, aku bahagia! sangat bahagia, tak lama kemudian  aku melihat tempat yang begitu indah, dengan pemandangan sungai dengan lampu yang berkelap kelip serta meja dan kursi, kemudian aku turun
                “silahkan”
                “trimakasih”
kemudian kami makan berdua, sungguh romantis. suasana hening hingga randy memecahkan keheningan kami
                “ajeng, apakah kau mau menjadi pacarku?”
ya tuhan? randy ingin menjadi pacarku, sangat tak ku bayangkan randy ingin menjadi pacarku!
                “mungkin ya”
                “trimakasih ajeng” randy dengan senyumannya, dan mencium pipiku, aku hanya dapat tersenyum menjadi pacar yang aku incar selama ini, kemudian kami berhenti di suatu tempat yang gelap, dan dengan pemandang sungai dengan lampu yang berbinar binar, kami duduk berdua di tengah keheningan itu. tiba tiba randy mendekatkan wajahnya ke wajahku, tiba tiba cupp dia melumat bibirku dengan habis kudengar desahan desahan randy. nafasku hampir habis untuk ciuman ini, kemudian kami berhenti sedetik dan melanjutkan ciuman kami yang tertunda, kali ini randy menggiigit bibir bawaku. rasanya tak adil jika randy saja yang begitu, aku pun melumat habis bibirnya desahanku membuatnya memelukku lebih erat, kemudian randy membuat kissmark, rasanya sakit dan  aneh, dia membuat banyak kissmark di leherku.
                “ajeng, aku mencintaimu”
                “love you too”
kemusan aku menarik bahunya dan menciumnya dengan lembut, kemudian kami pulang. randy mengantarkan ku sampai ke gerbang dekat rumah
                “ajeng, sampai besok ya”
                “iya”
tak terbayang, aku berciuman dengan randy, siswa paling tenar di sekolah, dan banyak sekali kissmark yang dibuatnya dileherku, rasanya sakit. tapi tak apa, demi pangeranku randy aku mau melakukan apapun untuknya. pagipun tiba kulihat kissmark ku belum hilang kututup bercak merah ini dengan rambutku yang terurai, dan kulihat bibirku sedikit tebal karena ciuman kami semalam. aku pun pergi kesekolah dan menghabiskan roti isi mama. tiba tiba dari belakang, aku mendengar seseorang
                “morning sayang”
                “morning randy”
                “kau tidak mau memanggilku sayang? kan kita suda pacaran?”
                “iya deh, morning sayang”
                “nah gitu baru enak didengar, nanti pas istirahat aku tunggu dikantin ya sayang”
                “iya, see ya!”
setelah pelajaran lewat dan bel istirahat pun mulai berbunyi, aku mencari cari dimana randy. dan kulihat sesorang melambai lamabaikan tangannya padaku, dan itu randy! sontak aku langsung ke tempat di mana dia berada
                “ayo sayang sini duduk deket aku”
akupun duduk disampingnya, dia merangkul bahuku dan kami makan bersama
                “ajeng, kenapa rambutmu tak diurai? dan kau lebih cocok jika pakai rok pendek”
                “benarkah?”
                “benar, nanti malam kau tunggu aku di tempat biasa. aku akan menjemputmu!”
setelah pulang sekolah aku melihat diriku di kaca, mulai kuurai rambutku dan aku memakai rok pendek, aku agak canggung dengan ini semua, tapi demi randy apapun akan aku lakukan semua untuknya. dan malam itu aku mamakai rok pendek dan mrambutku kugerai
                “hai babe, kau tampak cantik malam ini”
                “trimakasih”
aku naik ke motornya, dan aku tak tahu kemana aku akan dibawa sang pangeranku ini. kemudian kami berhenti di sebuah mall, dan randy melihat lihat baju yang pas untukku, berkali kali aku ganti baju dan randy pun memilih baju dengan rok mini dengan bajui bermotif pink. dan langsung saja, randy membawaku ke salon.
                “kau tampak cantik babe, ayo!”
jujur aku tak nyaman dengan semua ini, ya tapi demi randyku aku rela. kemudian aku diajak ke tempat kemarin kami makan berdua, tebak saja. aku dan randy makan lagi di sana
                “makanannya enak!”
                “enak ya? besok aku bakal beliin buat kamu yang lebih enak lagi babe, kenapa ada saos dibibirmu? sini bia aku bersihkan”
randy menciumku, dan dia melumat habisa saos yang ada dibibirku
                “terimakasih”
                “sama sama sayang, besok jika kau ke sekolah, kau pakailah rok pendek dan rambut yang tergerai seperti ini, kau lebih cantik bila begini sayangku!”
                “akan aku usahakan”
esok harinya aku berkaca aku pakai rok pendek juga rambut tergerai
                “ajeng, kenapa penampilanmu seperti ini?”
                “lagi pingin penampilan baru ma, bosen yang lama terus”
kemudian aku pergi kesekolah dan berjalan menuju ruang kelas, aku tak tahu kenapa orang oreang melihat sambil berbisik bisik memandang ke arahku
                “nina, kenapa semua orang begini padaku?”
                “karena kau berbeda hari ini, kau tampak cantik”
                “trimakasih”
kemudian randy melihat ke arahku dia memberikan acungan jempol kepadaku, mungki itu kode karena dia suka penampilanku saat ini, ytak lama itu aku menerima sms dari randy
                kau sangat cantik hari ni babe :*
                terimakasih sayang
                nanti kutunggu dikantin biasa ya
                oke, love you darl
                love you too my princess
tak lama kemudian aku berjalan menuju kantin, banyak teman teman pria ku memanggilku dan menyapaku, semua orang begitu berbeda hari ini
                “morning babe, kau cantik sekali pagi ini, mau makan apa?”
                “trimakasih sayang, nggak aku ngga makan lagi nggak laper”
                “beneran?”
                “iya, bener aku nemenin kamu ajadeh”
kemudian nina lewat di depanku sambil tersenyum, dan aku juga balik tersenyum padanya.
                “mm kamu mau aku suapin yang?”
                “boleh deh”
orang orang melihart kami berdua makan dan berbisik bisik melihat ke arah kami
                “babe, kenapa orang orang melihat kita, apakah ada yang salah dengan kita?”
                “tidak ada yang salah sayang, mereka cemburu melihat kita bermesraan. mm maaf sayang bekas bercak di lehermu belum hialang. apah itu membuatmu sakit?”
                “iya ini membuatku sakit, tapi gak bakal sakit kalo aku deket kamu terus”
                “makasih babe, kamu pacar terbaik yang pernah aku miliki” kemudian aku kembali kekelas dan duduk
                “ajeng, kamu pacaran sama randy?”
                “iya”
                “hati hati ya, dia itu playboy”
                “iya, nggak bakal lah dia itu playboy”
                “ya, itu tidak mungkin ajeng cumit cumitku trimakasi sudah memperingatkanku”
                “kembali sayang”
kemudian bel pulang pun berbunyi akupun berjalan sendiri pulang ke rumah, sedang asik berjalan ada segerombolan preman yang mencegatku waktu seminggu yang lalu
                “hai nona manis, kita bertemu lagi. ayo ikut denganku!”
                “tidak akan!”
aku berusa melepaskan tanganku yang di genggam dari preman ini, kemudian membawaku ke suatu tempat yang gelap dan sunyi
                “hai manis, siapa namamu?”
                “dasar berengsek, lepaskan aku dari sini! cepat!”
                “oh tunggu dulu, jawab dulu pertanyaanku baru kau akan kulepaskan”
                “AJENG! puas! sekarang lepaskan aku dari sini!”
                “oh, tunggu dulu sayang. seminggu lalu, aku berjanji akan menciummu. dan sekarang aku akan membuktikannya sayang”
                “bedebah, pergi kau!”
kemudian preman atau apalah dia ini mencium bibirku, aku berusaha melepaskannya. tapi semakin aku melepaskannya, semakin dia mengulum bibirku
                “enak kan? kau suka?”
                “sama sekali tidak bedebah!”
kemudian cup, dia membuat kissmark di leherku. aku mencoba melepaskan, tapi dia semakin mengecup. rasanya sakit, aku mencoba melepaskan, dan aku pasrah. antara sakit dan entahlah aku tak suka ini. aku hanya ingin berciuman bersama orang yang aku cintai, bukan preman berandalan ini
                “kau sudah puas! lepaskan aku sekarang!”
                “tampaknya badanmu cukup seksi”
                “bedebah cepat lepaskan aku!”
                “ya, aku akan melepasmu asal kau ingin menjadi pacarku”
                “aku tidak mau menjadi pacar gelandangan seperti kau! jika kau inigin menjadi pacarku, rubah penampilanmu. jangan seperti berandalan!”
                “oke, aku akan merubah penampilanku, dan sekarang kau boleh pergi”
aku pulang dengan lemas dengan baju yang sedikit robek dan bercak merah dileherku, aku mencoba bersembunyi dari mama tapi ya, naluri seorang ibu memang tak pernah bisa dipungkiri sangat kuat, mama menanyakan kenapa ada bercak merah dan coba tebak, apa alasanku? alasanku, karena aku gatal dan kugaruk sampai agak memar, aku naik ke kamar dan mengganti bajuku dan langsung mandi, kulihat diriku di kac. aku terbayang kejadian tadi sore, preman itu. preman itu memang kurangajar membuatku sampai separah ini, memar dan bibir yang sakit. tapi, jika preman itu mengubah penampilannya dan aku berpacaran dengannya, aku harus putus dengan randy pangeranku? tidak, aku tak mau putus dengan pangeran yang sudah menjadi raja di hatiku. aku mulai mengolesi tubuhku dengan sabun dan menggooknya dan aku memijat kepalaku dengan shampo, tiba tiba aku mendengar suara dari kamarku, kucoba mengintip ada siapa. aku melihat randy, kemudian randy mendekatiku sontak saja aku langsung mendekatinya. randy membuka bajunya, dia ingin aku mandi bersamanya. dan tebak kami mandi berdua, randy menggosokan ke dadaku dan punggungku, akupun demikian. kemudian cup randy menciumku, kupegang pinggulnya kupeluk dan aku rasa tak mau lepas darinya, aku ingin selalu bersamanya. akupun menggigit bibir bawahnya, sepertinya ia merasa kesakitan namun itulah sensasinya. kami pun selesai mandi dan randy pun keluar lewat jendela rumahku
                “love you”
                “love you too”
kaku lelah, aku ingin tidur. dan bahkan aku ingin tidur dengan randy sang pangeranku tapi hal itu tak mungkin. aku tertidur dan tak sadar sekarang sudah jam  06.30 cepat aku menyiapkan pakaian, mandi dan pergi ke sekolah, aku berjalan menuju kelas. kulihat randy tersenyum padaku, ya itu senyum pengeranku. aku pun membalas senyumnya
                “temui aku di kantin sepulang sekolah”
ya, mungkin dia ingin mengatakan sesuatu padaku, setelah pulang sekolah. aku menunggu di kantin tempat kami biasa makan, tak lama kemudian randy pun datang
                “maaf menunggu lama”
                “ya, tak apa”
                “maaf, hubungan kita berakhir sampai disini ajeng, trimakasih untuk momen momoen indahyang kau persembahkan untukku”
                “tapi kenapa” aku bicara dengan gemetar, rasanya aku ingin sekali menangis, tapi aku harus kuat menghadapi semua masalah ini, mungkin sekarang aku meneteskan satu air mata dua tiga dan aku menangis dihadapanya
                “aku merasa tak nyaman dengan hubungan ini, semoga kau bisa mendapatkan pengganti yang lebih dariku”
                “tapi, randy....” dia memberikan ciuman terakhir untukku, kemudian dia pergi dengan motornya dengan kenangan yang tak terlupakan itu, aku sendirian di sini, benar kata nina randy seorang playboy, tapi itu tak mungkin dari caranya bicara kepadaku semuanya dan itu tak mungkin. dia memutuskanku dengan alasan yang tak jelas, aku menghapus air mataku, tapi tetap saja air mata ini terus keluar, bodoh aku memang bodoh. menangisi pria seperti itu, tiba tiba di jalan
                “hai ajeng, kenapa kau menangis?”
                “kau siapa? apa aku pernah mengenalmu?”
                “aku yang kemarin menciummu bodoh, bagaimana? penampilanku sudah tampan bukan, dan sekarang kita sudah resmi pacaran”
                “terserah kau” kemudian aku melanjutkan langkahku ke rumah tapi aku masih bingung, itu preman yang kemarin menciumku, dia begitu tampan dengan sikap dan gaya seperti itu. aku naik ke atas dan ingin menangis semalaman. tebak sampai pagi mataku bengkak, aku malu kesekolah dengan mata bengkak seperti ini, aku memakai kacamata hitam ke sekolah
                “hai ajeng, kenapa kau pakai kaca mata hitam itu?”
                “mataku sedang bengkak ninacumit”
                “coba sini aku lihat?” nina mengambil kacamataku dan melepasnya
                “kenapa matamu sampai sebengkak ini ajeng kusayang?”
                “kemarin aku baruputus dengan randy sialan itu! dan aku menangis semalaman karena itu”
                “hah, kau sangat bodoh menangisi pria yang tak pantas itu, sudah kau pakai lagi kaca matamu itu”
kemudian kami kembali ke kelas dan mengukuti pelajaran, tak olama kemudian bel istirahat pun berbunyi, aku melihat seseorang yang tak asing lagi bagiku, preman itu. preman itu sekolah di sini dan dia tersenyum padaku? aku langsung memalingvkan wajahku dan berpura pura tak melihatnya, tak lama setelah itu. aku merasakan ada seseorang yang merangkul pundakku.
                “kau? lepaskan tanganmu dari pundakku”
                “ah, kau begitu galak. sekarang aku sudah keren dan bersekolah di sekolahmu juga, dan sekarang tak ada satupun orang yang kan mengganggumu karena ada aku”
                “aku tak perlu lindunganmu, aku bisa melindungi diriku sendiri!”
                “terserah kau saja, pokoknya di sini, aku adalah pacar ajeng. siapa yang menyakitinya akan berurusan dengaku!”
                “apa apaan kau, seenaknya saja mengaku pacarku”
                “ya, karena itu perjanjiannya”
aku bosan melihat tingkat orang ini yang kampungan merangkulku, tiba tiba ada sekelompok cewek geng sma ini bilang kau beruntung mendapatkan dia, beruntung? aku menganggapnya sebagai kesialan, aku baru putus dan timbul masalah baru dengan preman kampungan yang tak tahu adab seperti ini.
                “nanti sore, aku tunggu di pohon ceri, kalau tidak datang aku akan menciummu lagi”
                “tidak mau” orang ini menciumku dan aku melepasnya
                “kenapa kau menciumku!”
                “karena kalau kau tidak mau aku akan menciummu, tadi kan sudah kubilang. ingat, sore di pohon ceri”
aku teringat menunggu jemputan randy waktu itu, dia begitu tampan dan sampai sekarang dia masih raja dihatiku yang kini sudah kosong. karena aku takut di cium oleh preman berandalan ini, aku pun menunggu sendiri lama, tak lama kemudian sedan pun lewat dan membunyikan klaksonnya, seseorang membuka kaca mobil itu dan menyuruhku masuk ke mobilnya, tebak! ini preman yang aku benci? dia begitu tampan, tapi tetap saja randy masih pangeran di hatiku.
                “kita mau ke mana”
                “ketempat kita bisa bersenang senang” tak lama sesudah itu, dia membawaku ke pasar malam, kami membeli tiket dan menonton sirkus dan naik komedi putar
                “kau tampak murung, ada apa?”
                “aku baru putus 4 hari yang lalu” aku dengan mimik mukaku yang malang
                “memang kau punya pacar? tampang seperti ini ada mantan”katanya sambil terbahak bahak
                “kurangajar, aku ini cantik. berapa banyak mantanku, sedangkan kau. dengan tampang kumuh dan menjijikan. pasti belum pernah pacaran sebelumnya”
                “hey, panggil aku bobby aku punya nama dan namaku bobby”
                “terserah apah namamu, bagiku kau tetap preman kumuh mengerikan dan menjijikan” setelah itu dia mengantarkanku pulang ke rumah, aku masuk kamar. aku masih terbayang senyuman randy yang begitu manis, kami makan berdua. aku terlarut dalam kesedihan itu dan membuatku tidur, seperti biasa tepat 06.30 aku terbangun dan mulai ke sekolah, di gerbang sekolah preman itu berdiri dan tersenyum padaku di depan gerbang.      
                “kampungan!” kataku dengan sambil membentak, tapi preman ini masih saja tersenyum dan merangkul pundakku, aku heran kenapa satu sma ini melihatku bergandengan dengannya, wajar aku gadis cantik gandengan sama cowok preman kampungan kaya gini.
sampai di kelas
“hai ajengkusayang, kamu pacaran sama cowok cakep dan tajir itu?”
“apa? nggak ninacumit dia saja yang ngaku ngaku pacaran sama aku, najis pacaran sama
preman tidak tahu sopan santun, apakah kau tidak ingat? itu preman yang mencegat kita selepas pulang sekolah sekitar 2 minggu yang lalu?”

“ah kau, mengada ada saja. mana ada preman secakep dan seganteng itu. aku tak percaya”kata nina dengan muka sok polosnya itu, dan aku benci jika dia memasang tampang sepeti itu
“kau tidak ingat? ah, sialan. coba kau perhatikan baikbaik mukanya itu. mirip dengan preman yang mencegat kita waktu itu, nanti selepas istirahat kau lihat mukanya. apa mungkin kau tidak ingat muka preman yang mencegat kita kemarin?”kataku dengan panjang dan lebar menjelaskan dengan nina yang polos .

“tentu saja, aku masih ingat. aku ingat betul muka preman yang mencegat kita kemarin, nanti akan kulihat bagaimana mukanya itu”

                                                                                                *teng teng*           

bunyi bel masuk itu bunyi, aku seperti biasa duduk dengan sahabat terbaikku ini, di tengah pelajaran sejarah yang membosankan ini, aku melamun. aku melamun tentang randyu yang begitu aku cintai, pangeran dihatiku. aku ingat senyumnya, aku ingat kami makan berdua di bawah pohon dengan pemandangan sungai yang dihiasi lampu lampu yang samar. aku rindu masa masa itu, rasanya ingin kembali ke masa masa itu. tapi, sekarang aku tau. aku bukan miliknya lagi, tapi dia masih raja dihatiku. hatiku yang kosong
“hey! kau ini mau belajar atau tidak? dari tadi saya menjelaskan kamu tidak mendengarkan! dasar anak murid kurangajar!”

“maaf pak, tidak saya ulangi lagi”

ini adalah lamuna terburukku, masih memikirkan randy dan dimarahi bapak guru yang sialan ini, aku pun mulai memperhatikan sang bapak guru ini. tapi sewajarnya murid, aku lelah belajar di dalam kelas. coba saja, ada belajar di luar di bawah pepohonan yang rindang angin yang sepoi. dan pasti juga apapun pelajarannya pasti akan masuk kepikiranku. satu jam berlalu
*teng teng*
ah, saat istirahat. mengingatkanku dengan randy, kami makan berdua dan ah! aku belum bisa menghilangkannya dari pikiranku. aku berjalalan di antara kerumunan siswa yang lapar akan ke kantin, tiba tiba ada seseorang yang menabrakku dengan keras. tapi aku cepat meminta maaf padanya

“sorry, aku tidak sengaja” kataku tanpa melihat siapa yang menabrakku
“iya, tidak masalah”katanya dengan suara yang pernah aku kenal. itu randy, pangeranku. pangeran yang aku puja puja dikerajaan hatiku, kenapa aku harus bertemu dengannya, rssanya ingin aku pindah sekolah dan meninggalkan kenangan kenangan ini, tapi bagaimana lagi. aku terpaksa, karena ibuku berusaha mati matian untuk menyekolahkanku di sini. di pojok dekat minuman dingin aku melihat preman itu, sial. aku bertemu lagi dengannya, aku mencoba kembali tapi dia melihatku

“hai ajeng, kau berusaha menghindar dariku?”katanya
“ya! aku berusaha menghindar darimu preman kampungan!”
“yasudahlah, ayo kita makan aku yang akan traktir”
“tidak mau!”
tapi dia masih menarikku dan menagajak aku makan. dan aku makan di tempat yang sama, di tempat aku makan bersama dengan randy dulu, otomatis air mataku mengalir.
“ajeng, kenapa kau menangis?”
“apa? aku tidak menangis,  ini hanya kelilipan”
“tidak, kamu pasti menangis”
semua orang, aku mencoba menyembunyikan kesedihanku ini sendiri
“tidak, aku hanya kelilipan”
kemudian bobby si preman itu meniup mataku, disaat bobby meniup mataku. aku melihat randy sedang melihartku bersdama preman ini, langsung aku lepas tangan preman itu dari mataku. dan sepertinya, randy cemburu melihatku dengan preman ini. tapi, iini saatnya aku balas dendam padanya, aku akan memanfaatkan preman ini untuk membuat randy cemburu. ternyata preman ini ada gunanya, dan bahkan di sangat berguna.

“hey preman, maukah kau mengantarkanku pulang nanti?”
“namaku bobby, bukan preman!”
“baiklah bobby maukah kau mengantarkanku pulang nanti?”
“ya, tentu my princess”

setelah pulang preman itu menungguku di depan gerbang, dan dia menepati janjinya untuk mengantarkanku pulang, tapi tiba tiba ada suara yang memanggil dari arah belakang

“ajeng, ajeng”
“iya, ada apa?” aku mengalihkan pandanganku ke belakang
“maukah kau pulang bersamaku?”
itu randy, snag pangeranku. tapi aku sudah berjanji di dalam diriku, aku akan membalas dendamku kepadanya dengan memanfaatkan preman itu
“maaf ya randy, aku pulang dengan bobby”
“thats okay”
kulihat mukanya dengan penuh penyesalan, rasakan itu. rasakan yang aku derita selama ini, menangis, sampai mataku ini bengkak. rasakan, pembalasanku tidak akan berakhir sampai di sini, aku akan membuat randy lebih cemburu dari ini. kemudian perlahan aku berjalan meninggalkan tempat itu, dan menuju mobil pacarku yang baru bobby. dan kalau kulihat, dia itu ganteng juga. aku terus memandangnya....
“hey, kenapa kau memandangku? apakah aku tampan?”
“iya, kau tampan”
“aaah, terimakasih. apakah kau mau jalan jalan dulu denganku? aku bosan di rumah”
“ya, terserah kau saja”
kemudian kami menuju sebuah mall yang mengingatkanku dengan kenangan itu, kenangan dengan orang yang tak bisa lagi kusebutnya, karena dia sudah mati. dan kuanggap tak ada dalam hidupku .kemudian kami menuju sebuah restoran dan makan di restoran itu

“kenapa kau dari tadi diam saja? apa ada masalah? ayolah ceritakan saja padaku, aku pendengar yang baik”

“tidak, aku tidak punya masalah. sebaiknya habiskan saja makananmu cepat, aku ingin pulang”
“tidak secepat itu, aku ingin menagajakmu tempat yang paling mengasyikan, dan aku jamin ini akan menjadi moment yang selalu kau ingat dariku”
kemudian aku dan preman ini menuju ke suatu tempat, tempat ini sangat indah dengan pemandangan sunset yang begitu cantik, kemudian aku duduk sambil memandangi matahari tenggelam sambari melepas penat dan kejenuhan setelah belajar dan jalan jalan di mall tadi. rasanya terlepas semua beban dari badan ini melihat pemandangan yang begitu cantik, andai saja aku bisa menjadi air. yang hanyut terbawa arus dan tak tahu pergi ke mana, aku hanya mengikuti kehendak alam yang membawaku entah kemana. tapi itu hanya khayalan, tak mungkin jadi nyata.
                “hai, kenapa kau diam saja? apa kau ingin kubelikan jagung bakar?”
                “boleh, tapi yang pedas ya?”
                “oke”
aku menunggu pesanan jagung yang preman ini bawakan, aku memandangi air yang begitu biru dengan pancaran matahari yang membuat air itu tampak berkilau dan sungguh memanjakan mata tak bosan bosan melihatnya
                “ini jagung bakarmu, ambillah”
kemudian aku mengambil jagung bakarku, ini sangat enak. sangat pedas hingga bibirku kemerahan, kemudian preman ini maksudku booby. aku mencoba ingin memanggilnya dengan nama, namun akan aku usahakan. memesan es tebu yang dekat dengan pedagang jagung bakar tadi.
                “makanya, jangan pesan yang pedas. jadi seperti ini kan, lihat bibirmu sampai merah sekali”
                “kau ini, aku memang suka pedas, jadi aku sudah kebal dengan perkataan seperti itu”
tak lama kemudianes tebuku tiba, aku sangat kepedasan. tapi, tak lama dari itu bobby mengambil es tebuku dan meminumnya
                “hai kau ini, kenapa merebut esku? tidak sopan”
                “aku ini pedas”
                “tuh kan, kepedasan. baru tau rasa pedas itu bagaimana, rasakan!”        
                “ah, kau ini galak sekali. aku kepedasan malah dimarahin”
                “kasian wekk”
setelah memandangi pemandangan yang begitu cantik dan makan jagung plus es tebu, bobby pun membayar dan masuk ke mobil dan akan pulang, di perjalanan pulang. kami tidak berbicara sedikit pun, hening dan dinginnya ac menamani. hingga akhirnya, aku sampai di rumah ingin rasanya aku berbaring di ranjang yang empuk dan langsung tidur.
                “trimakasih untuk hari ini ya”
bobby langsung menciumku, aku terima saja karena aku sudah menjadi pacarnya.
                “bye”katanya dengan senyuman sinisnya itu
aku masuk ke rumah dan sampai di rumah jam 5 sore, untung ibu tidak menanyakan aku dari mana, kalau ketauan mati aku dihajar ibu. ibuku ini mirip ibu sinchan, sangat galak. tapi tak segalak ibu sinchan dengan memegang sapu dan memukul bokong sinchan karena nakal. arah versi ibuku dengan cara dia dan tidak meberikanku uang jajan, dan ibu pernah arah padaku dan aku memang tidak tahan jika ibu seperti itu kepadaku. aku naik ke atas, tanpa membuka baju aku langsung tidur, dalam tidurku aku bermimpi, bahwa aku akan menikah dengan bobby. tapi, itu sangat menjijikan, dia preman berandalan dan aku akan menikah dengannya, tidak mungkin. dan itu tak akan pernah terjadi, di dala tidurku ada suara suara kecil yang memanggil namaku dan aku rasa kenal dengan suara itu. ternyata itu suara ibu yang memberitahukanku untuk makan malam. akupun ke bawah dengn masih berpakain baju seragam, dan cermah ibupun dimualai, setengah jam aku makan sambil mendengarkan ibuku berceramah. rasanya sangat tidak enak, walaupun ibu memasak makanan yang aku suka pasta dengan ayam goreng tetap, jika ibu berceramah rasa enak dari kedua makanan itu jadi hilang. setelah ceraah ibu berhenti dan makanku sudah habis, aku kembali lagi ke kamar dan cepat mengganti bajuku karena kalau tidak, ibu sinchan itu tidak akan memberiku uang jajan untuk besok, dan aku sudah tau rasanya tidak jajan seharian. mukaku pucat, dan dengan mengakali itu, aku harus meminjam uang temanku dan berjanji akan membayarnya besok. ya begitulah sifat ibu, sifat ibu itu unik, bahkan dia adalah ibu terunik yang pernah aku miliki selama ini